Kata-kata yang biasa mengandung komponen makna yang kompleks. Hal ini mengakibatkan adanya berbagai perhubungan yang memperlihatkan kesamaan, tumpang tindih, dll.
1.
Sinonim : dua
buah kata yang mempunyai kemiripan makna.
Contoh :
- bertemu
= berjumpa
-
buruk = jelek
-
bunga = kembang
-
mati = wafat
-
hulubalang = komandan
-
aku = saya
-
melihat = melirik
2. Hiponimi : menyatakan hubungan makna hierarkis.
Contoh : antara
kata merpati dan kata burung, makna kata merpati tercakup dalam makna burung,
dapat dikatakan merpati adalah burung tetapi burung bukan hanya merpati, bisa
saja perkutut, beo dan cendrawasih.
3. Homonimi : bila dua buah makna atau
lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang sama.
Contoh : antara
kata bisa yang berarti ‘racun ular’ dan kata bisa yang berarti ‘sanggup’.
4. Polisemi : satu kata yang memiliki
banyak arti.
Contoh : “Kepala”
-
Guru yang dulunya pernah menderita cacat mental itu sekarang menjadi kepala sekolah
smp kroto emas (kepala berarti pimpinan).
-
Kepala anak kecil itu besar sekali karena terkena penyakit hidrosepalus (kepala
berarti bagian tubuh manusia yang ada di atas).
-
Tiap kepala harus membayar upeti sekodi tiwul kepada ki joko cempreng (kepala berarti
individu).
5. Antonimi : adalah kata yang memiliki
arti yang berlawanan.
Contoh :
- Kata
hidup dan mati
-
Kata besar dan kecil
-
Kata suami dan istri
-
Kata keras dan lembek
-
Kata naik dan turun
-
Kata kaya dan miskin
-
Kata surga dan neraka
-
Kata laki-laki dan perempuan
-
Kata atas dan bawah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar